Sang kakek dan Pencuri Pepaya

 



Kisah inspiratif Islami ini bercerita tentang adanya seorang kakek-kakek yang hidup di sebuah desa dengan sangat sederhana. Suatu waktu kakek ini melihat pohon pepaya yang ada buahnya tepat di depan rumahnya, tetapi hanya beberapa buah yang siap untuk dipanen. 


Besoknya sang kakek yang ingin memetik buah pepaya tersebut terkejut karena ada beberapa buah pepaya yang hilang dicuri. Istri sang kakek juga ikutan terkejut. Akhirnya mereka berdua merasa depresi karena masalah pepaya tersebut.


Ternyata sang kakek depresi bukan karena memikirkan pepayanya hilang, dia justru memikirkan betapa sulitnya sang pencuri untuk mengambil pepaya itu. Bayangkan dia harus bersembunyi di tengahnya malam agar tidak ketahuan, lalu memanjat pohon tanpa tangga untuk mengambil buah pepaya. Belum lagi jika ada ular atau binatang buas lainnya yang bisa menerkamnya malam-malam.


Karena merasa kasihan, besoknya lelaki tua itu dengan sengaja meminjam tangga dan meletakkannya di bawah pohon untuk berjaga-jaga jika pencuri itu kembali. Tetapi keesokan harinya, kakek justru masih menemukan buah pepaya di sana. Tangga tidak bergerak sedikit pun, dan kakek mencoba bersabar dan ingin pencuri itu kembali lagi seperti malam itu.


Tapi keesokan harinya, buah pepaya  masih ada. Pada sore hari, seseorang mengunjungi rumah Kakek dan dia memiliki beberapa  pepaya besar di tangannya. Ia adalah seorang pemuda yang belum pernah terlihat sebelumnya. Sederhananya, setelah percakapan yang panjang dan ketika pemuda itu hendak berpamitan, pemuda itu  menyesal dan mengaku  telah mencuri pepaya.


“Sebenarnya, saya ingin mendapatkan sisa buah pepaya pada malam berikutnya, tetapi ketika saya melihat tangga, saya melihat bahwa saya terkesan dengan kebaikan  pemilik pohon dengan keramahan dan kesabarannya.” Sejak itu, dia memutuskan untuk tidak  mencuri lagi, tetapi dia mengembalikan pepaya kakeknya untuk menebusnya dan membeli pepaya  sendiri di pasar.


Sungguh luar biasa akhlak sang kakek bahkan kepada pencuri buahnya sekalipun. Mungkin orang seperti kakek ini sudah tidak ada di dunia yang sudah semakin akhir ini. Wallahu a'lam

Post a Comment